
Aku terduduk di sini. Di persimpangan jalan menjadi saksi kamu
pergi. Sejak kamu pergi, dingin menyerang lagi. Namun kali ini bertemankan
sepi.
Aku menyaksikan punggungmu perlahan menjauh. Meninggalkan aku
dengan hati berjuta gaduh. Entah akankah kamu kembali berlabuh. Tepat di mana
hatimu pernah terjatuh.
Aku tak bisa menjadi cahaya. Dalam setiap langkahmu yang penuh
lara. Hingga kamu akhirnya memilih dia. Tinggal aku berpeluh luka.
Aku hanya berangan. Menjadikanmu sejuta kenangan. Dalam hati
yang penuh harapan. Lupakan aku? Jangan.
Kamu tak perlu meragu. Jika kelak kamu lupa aku. Aku masih di
sini terbujur kaku. Obati luka satu persatu.
Posted by 20:43 and have
, Published at